Noticekaltim.com, Bontang – Di tengah gemerlap pergantian tahun, saat banyak orang merayakan dengan pesta dan liburan, Dedi (60) tetap menjalani rutinitas harian di Pelabuhan Tanjung Laut Indah sebagai buruh bongkar muat semen.
Bagi Dedi, hari baru berarti melanjutkan perjuangan hidup yang sudah ia jalani selama tiga dekade.
Dedi mengabdikan hidupnya sebagai buruh bongkar muat semen di pelabuhan ini. Meski usia sering dianggap sebagai masa pensiun, baginya, tidak ada pilihan selain bekerja.
Pendidikan yang terbatas, ia tahu bahwa pekerjaan ini adalah satu-satunya cara untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.
“Tak ada pilihan. Pekerjaan ini keras, tapi keluarga saya harus makan,” ujarnya, Selasa (31/12/2024).
Dedi tidak sendirian dalam perjuangannya. Anaknya pun turut bekerja keras untuk menghidupi keluarga mereka. Namun, beban hidup tetap terasa berat, dan Dedi selalu menjadi sandaran utama.
“Anak saya juga kerja serabutan. Sama seperti saya, nggak ada pilihan lain,” ungkap.
Ia sempat menceritakan tentang dua cucunya yang menjadi alasan ia tetap bertahan, meski fisiknya semakin menua.
Setiap pagi, Dedi menumpang kapal kelotok bersama enam rekannya dari Bontang Lestari. Perjalanan satu jam menuju pelabuhan telah menjadi rutinitas yang tak terelakkan baginya.
“Lewat laut lebih cepat. Lagi pula, saya nggak bisa naik motor,” ujarnya.
Pekerjaan Dedi di pelabuhan tidaklah ringan. Setiap hari, ia harus memindahkan ribuan sak semen dari kapal ke truk, pekerjaan yang menguras tenaga meski ada alat bantu.
Ketika cuaca buruk, kapal jarang datang, dan pekerjaan menjadi terhambat. Pendapatan pun tak menentu, hanya sekitar Rp300 ribu per kapal, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jika cuaca tidak bersahabat, Dedi terpaksa mencari ikan di laut untuk menambah penghasilan.
“Kadang nggak ada kapal, ya cari ikan aja. Asal anak cucu bisa makan,” katanya.
Hari Libur: Saat Istirahat yang Teramat Berharga
Bagi Dedi, hari libur bukanlah saat untuk merayakan, melainkan kesempatan untuk beristirahat.
Waktu bersama cucu-cucunya menjadi momen yang paling dinanti setelah seharian bekerja keras. Ketika lelah, istrinya sering memijat punggungnya, namun yang paling dia butuhkan adalah tidur yang cukup untuk memulihkan tenaga.
“Kalau capek, istri suka mijitin. Tapi paling banyak sih tidur aja. Cukup sehat, itu sudah rezeki besar buat saya,” tungkasnya.